Langsung ke konten utama

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

 PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Oleh: Siti Arfah Hamidah
NIM: 22836013
Dosen: Bapak Aceng Ahmad Rodian Susila, M.Pd.

Pribadi manusia dibentuk melalui Pendidikan. Pendidikan tentu sudah akrab dalam kehidupan manusia. Hal yang penting dalam proses Pendidikan adalah proses pembelajaran. Aspek ini merupakan hal penting dalam Pendidikan. Sayangnya, implementasi dari proses pembelajaran belum sampai pada substansi dari Pendidikan itu sendiri. Untuk itulah diperlukannnya seorang guru yang mengusai prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran tertentu dengan harapan dapat menerapkannnya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Gagne menyebutkan prinsip-prinsip belajar adalah kontiguitas, pengulangan, penguatan, dorongan semangat kepercayaan diri dalam belajar, materi yang lengkap, upaya membangkitkan keterampilan intelektual, strategi yang tepat, dan aspek-aspek jiwa peserta didik. Pengertian prinsip belajar menurut Robert H Davies adalah suatu komunikasi terbuka antara guru dan siswa sehingga siswa dapat termotivasi belajar yang bermanfaat bagi dirinya melalui contoh dan kegiatan praktek yang diberikan oleh guru melalui cara yang menyenangkan siswa.

Sedangkan prinsip belajar menurut Gestalt adalah suatu transfer belajar antara pendidik dan peserta didik sehingga mengalami proses perkembangan dari proses interaksi belajar mengajar yang dilakukan secara terus menerus dan diharapkan perserta didik akan mampu menghadapi permasalahan dengan sendirinya melalui teori-teori atau pengalaman-pengalaman yang telah diterimanya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar adalah landasan berpikir, berpijak yang menjadi pedoman dan sumber motivasi sehingga proses pembelajaran diantara guru dan siswa dapat berlangsung dengan baik.

M.Sobry Sutikno (2013:11) mengemukakan prinsip belajar sebagai berikut:
1.     Belajar harus memiliki pengeatahuan dasar
2.     Memiliki tujuan yang jelas dan terarah
3.     Belajar memerlukan situasi yang problematis
4.     Belajar harus dilakukan dengan tekad dan kemauan yang keras serta tidak mudah putus asa.
5.     Dalam proses belajar, diperlukan bimbingan, arahan, serta dorongan.
6.     Belajar memerlukan Latihan
7.     Belajar memerlukan metode yang tepat.
8.     Belajar memerlukan  waktu dan tempat yang tepat

Prinsip pembelajaran dikemukakan oleh Atwi Suparman dengan mengadaptasi pemikiran Fillbeck (1974),  sebagai berikut :

a) Respon-respon baru (new respons) diulang sebagai hasil dari tanggapan sebelumnya. Implikasinya adalah penting untuk memberikan umpan balik positif segera setelah siswa berhasil atau memberikan tanggapan yang tepat. Siswa perlu terlibat secara aktif dalam memberikan respons, bukan hanya duduk diam dan mendengarkan.

b) Perilaku tidak hanya kontrol oleh akibat dari respons, melainkan juga oleh faktor-faktor lingkungan atau indikator di sekitar siswa. Dengan demikian, penting untuk mengkomunikasikan tujuan pembelajaran secara terperinci kepada siswa sebelum dimulainya pelajaran, sehingga mereka termotivasi untuk belajar dengan tekun. Selain itu, penggunaan metode dan media pembelajaran dapat membantu merangsang partisipasi aktif siswa dalam proses belajar.

c)  Perilaku yang ditimbulkan oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang frekuensinya jika tidak diiringi oleh hasil yang memuaskan. Oleh karena itu, penting untuk memberikan materi pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa dan memberikan pengakuan atas prestasi mereka. Selain itu, penting juga untuk memberikan latihan dan ujian akhir untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap baru yang mereka pelajari secara teratur.

d)  Belajar yang berbentuk respons terhadap tanda-tanda yang terbatas akan ditransfer kepada situasi lain yang terbatas pula. Oleh karena itu, penting untuk memperkaya kegiatan pembelajaran dengan berbagai contoh penerapan dari materi yang telah dipelajari. Dalam penyampaian materi pembelajaran, berbagai media seperti gambar, diagram, film, rekaman audio/video, serta penggunaan berbagai metode seperti simulasi dan dramatisasi perlu dimanfaatkan secara efektif.

e)    Belajar menggeneralisasikan dan mebedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks seperti yang berkenaan dengan pemecahan masalah. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan berbagai contoh pembelajaran, termasuk yang menunjukkan contoh positif dan juga contoh negatif.

f)   Situasi mental siswa akan menghadapi pelajaran akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan siswa selama proses siswa belajar. Oleh karena itu, sangat penting untuk menarik perhatian siswa terhadap materi pembelajaran. Hal ini dapat dicapai dengan menunjukkan kepada mereka bagaimana mereka dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah mereka peroleh, serta bagaimana hal tersebut dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, penting juga untuk memberikan petunjuk mengenai langkah-langkah atau aktivitas yang perlu mereka lakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

g) Kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan disertai umpan balik menyelesaikan tiap langkah, akan membantu siswa. Hal ini menunjukkan bahwa guru perlu menguraikan pengalaman belajar siswa menjadi tugas-tugas kecil, memberikan latihan, dan memberikan umpan balik terhadap hasilnya.

h)  Kebutuhan memecah materi yang kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil dapat dikurangi dengan mewujudkannya dalam suatu model. Implikasinya adalah penggunaan media dan pendekatan pembelajaran seperti model, realia, film, video program, komputer, drama, demonstrasi, dan sejenisnya dapat membantu menggambarkan materi kompleks kepada siswa.

i)   Keterampilan tingkat tinggi (kompleks) terbentuk dari keterampilan dasar yang lebih sederhana. Implikasinya adalah tujuan pembelajaran harus dinyatakan dalam bentuk hasil yang dapat diukur. Proses pembelajaran harus disusun secara sistematis, dimulai dari hal-hal yang mudah menuju ke hal-hal yang sulit. Demonstrasi atau model yang digunakan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan dengan jelas elemen-elemen yang terlibat dalam perilaku atau keterampilan yang kompleks tersebut.

j)  Belajar akan lebih cepat, efisien dan menyenangkan bila siswa diberi informasi tentang kualitas penampilannya dan cara meningkatkannya. Tahapan pembelajaran harus dimulai dari yang sederhana dan berkembang secara bertahap menuju hal-hal yang lebih kompleks. Kemajuan siswa dalam menyelesaikan pembelajaran harus dikomunikasikan kepada mereka.

k)   Perkembangan dan kecepatan belajar siswa sangat bervariasi, ada yang maju dengan cepat ada yang lebih lambat. Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk memahami dan menguasai materi prasyarat sebelum diberikan kesempatan untuk melangkah maju sesuai dengan kecepatan masing-masing.

l)  Dengan persiapan, siswa dapat mengembangkan kemampuann mengoganisasikan kegiatan belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya untuk membuat respons yang benar. Hal ini menyiratkan pentingnya memberi siswa kesempatan untuk memilih waktu, metode, dan sumber-sumber pembelajaran tambahan selain dari yang telah ditetapkan, sehingga mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih efektif.

Berikut ini prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh Rothwal A. B. (1961, hlm. 12) adalah:

a)   Prinsip kesiapan merupakan proses belajar dipengaruhi kesiapan siswa, yang dimaksud kesiapan siswa ialah kondisi yang memungkinkan ia dapat belajar.

b)  Prinsip motivasi merupakan tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah. Motivasi adalah suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah kegiatan itu dan memelihara kesungguhan.

c)  Prinsip persepsi merupakan seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaimana ia memahami situasi. Persepsi adalah interpertasi tentang situasi yang hidup. Setiap individu melihat duniadengan caranya sendiri yang berbeda dari yang lain. Persepsi ini mempengaruhi perilaku individu.

d)   Prinsip tujuan merupakan tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan di terima oleh para siswa pada saat proses terjadi. Tujuan ialah sasaran khusus yang hendak di capai seseorang.

e)  Prinsip perbedaan individual merupakan proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan individual dalam kelas dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar setinggi-tingginya. Pengajaran yang hanya memperhatikan satu tingkat sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh siswa.

f)   Prinsip transfer dan retensi merupakan belajar dianggap bermanfaat bila seseorng dapat menyimpan dan menerapkan hasil belajar dalam situasi baru. Apapun yang dipelajari dalam suatu situasi pada akhirnya akan digunakan dalam situasi yang lain. Proses tersebut dikenal sebagai proses transfer. Kemampuan seseorng untuk menggunakan lagi hasil belajar di sebut retensi.

g)  Prinsip belajar kognitif merupakan belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan penemuan. Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku baru, berpikir, bernalar, menilai dan berimajinasi.

h)   Prinsip belajar afektif merupakan proses belajar afektif seseorang menemukan bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru. Belajar afektif mencakup nilai, emosi, dorongan, minat dan sikap.

i)    Prinsip belajar evaluasi merupakan jenis cakupan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji kemajuan dalam mencapai tujuan.

j)  Prinsip belajar psikomotor merupakan proses belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia mampu mengendalikan aktivitas raganya. Belajar psikomotor mengandung aspek mental dan fisik.

Slameto (2010:27) mengklasifikasikan prinsip-prinsip belajar menjadi empat macam, sebagai berikut:

1.     Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
        a) dalam belajar setiap siswa harus diusahakan berpartisipasi aktif, meningkatkan minat dan                  membimbing untuk mencapai tujuan instruksional;
         b) belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk                  mencapai tujuan instruksional;
        c) belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan                                  kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif;
         d)  belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

2.     Sesuai hakikat belajar
         a)  belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya;
         b)  belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery;
         c)  belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan                             pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang                  diberikan menimbulkan response yang diharapkan.

3.     Sesuai materi/ bahan yang harus dipelajari
        a)  belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang                              sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya;
        b)  belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan                                  instruksional yang harus dicapainya.

4.     Syarat keberhasilan belajar
       a)   belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang;
       b)   repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/ keterampilan /                     sikap itu mendalam pada siswa.

Macam-Macam Prinsip Pembelajaran Menurut Dr. Ahmad Santoso, sebagai berikut:

1. Prinsip Motivasi , upaya guru untuk menumbuhkan dorongan belajar, baik dari dalam diri anak atau dari luar diri anak, sehingga anak belaiar seoptimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

2. Prinsip Latar Belakang, upaya guru dalam proses belajar mengajar memerhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dimiliki anak agar tidak terjadi pengulangan yang membosankan.

3. Prinsip Pemusatan Perhatian, usaha untuk memusatkan perhatian anak dengan jalan mengajukan masalah yang hendak dipecahkan lebih terarah untuk mencapai tuiuan yang hendak dicapai.
 
4. Prinsip Keterpaduan, guru dalam menyampaikan materi hendaknya mengaitkan suatu pokok bahasan dengan pokok bahasan lain, atau subpokok bahasan dengan subpokok bahasan lain agar anak mendapat gambaran keterpaduan dalam proses perolehan hasil belajar.

5. Prinsip Pemecahan Masalah, situasi belaiar yang dihadapkan pada masalah-masalah. Hal ini dimaksudkan agar anak peka dan juga mendorong mereka untuk mencari, memilih, dan menentukan pemecahan masalah sesuai dengan kemampuannya.

6. Prinsip Menemukan, kegiatan menggali potensi yang dimiliki anak untuk mencari, mengembangkan hasil perolehannya dalam bentuk fakta dan informasi. Untuk itu, proses belajar mengajar yang mengembangkan potensi anak tidak akan menyebabkan kebosanan.

7. Prinsip Belajar Sambil Bekerja, kegiatan yang dilakukan berdasarkan pengalaman untuk mengembangkan dan memperoleh pengalaman baru,proses belaiar mengajar yang memberi kesempatan kepada anak untuk bekeria, berbuat sesuatu akan memupuk kepercayaan diri, gembira, dan puas karena kemampuannya tersalurkan dengan melihat basil kerjanya.

8.  Prinsip Belajar Sambil Bermain, kegiatan yang dapat menimbulkan suasana menyenangkan bagi siswa dalam belajar, karena dengan bermain pengetahuan, keterampilan, sikap, dan daya fantasi anak berkembang. Suasana demikian akan mendorong anak aktif dalam belajar.

9. Prinsip Perbedaan Individu, upaya guru dalam proses belaiar mengajar yang memerhatikan perbedaan individu dari tingkat kecerdasan, sifat, dan kebiasaan atau latar belakang keluarga. Hendaknya guru tidak memperlakukan anak seolah-olah sama semua.

10. Prinsip Hubungan Sosial, Kegiatan belaiar hendaknya dilakukan secara berkelompok untuk melatih anak menciptakan suasana keria sama dan saling menghargai satu sama lainnya.

Prinsip Belajar menurut Rusman (2015) adalah sebagai berikut:

1. Prinsip Perhatian dan Motivasi, Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada peserta didik apabila bahan pelajaran itu sesuai kebutuhannya, sehingga termotivasi untuk mempelajari secara serius. Gage dan Berliner mendefinisikan motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.

2. Prinsip Keaktifan, Pada dasarnya setiap manusia sudah memiliki keaktifan. Keaktifan dikarenakan adanya rasa ingin tahu (interna) dan pergaulan (eksternal). Jika keaktifan siswa dibatasi maka akan mengakibatkan siswa itu pasif.

3. Prinsip Keterlibatan Langsung/ Berpengalaman, Edgar Dale dalam Oemar Hamalik mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.keterlibatan langsung secara fisik tidak menjamin keaktifan belajar. Untuk dapat melibatkan peserta didik secara fisik, mental, emosional dan intelektual, pendidik hendaknya merancang pembelajarannya secara sistimatis, melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik dan karakteristik mata pelajaran.

4.   Prinsip Pengulangan, suatu tindakan atau perbuatan berupa latihan berulangkali yang dilakukan peserta didik yang bertujuan untuk lebih memantapkan hasil pembelajarannya. Thorndike mengemukakan ada tiga prinsip atau hukum dalam belajar yaitu:
        a.   Law of readines
        b.   Law of exercise
        c.   Law of effect

5.  Prinsip Tantangan, Dalam situasi belajar peserta didik menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu mendapat hambatan yaitu mempelajari bahan ajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu dengan mempelajari bahan ajar tersebut.

6. Prinsip Perbedaan Individual, Oemar Hamalik mengemukakan bahwa perbedaan individu manusia, dapat dilihat dari dua sisi yakni horizontal dan vertikal. Perbedaan horizontal adalah perbedaan individu dalam aspek mental, seperti tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi dan sebagainya. Sedang perbedaan vertikal adalah perbedaan individu dalam aspek jasmaniah seperti bentuk badan, tinggi dan besarnya badan, tenaga dan sebagainya.

Prinsip Pembelajaran Menurut Gagne (1997) dalam Ihsana El Khuluqo (2016:22-22), adalah sebagai berikut:

1.  Menimbulkan minat dan memusatkan perhatian peserta didik
Peserta didik tidak selalu siap dan terfokus perhatiannya pada awal pembelajaran. Guru perlu menimbulkan minat dan perhatian peserta didik melalui penyampaian sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi atau kompleks.

2.  Menyampaikan tujuan pembelajaran
Hal ini dilakukan agar peserta didik tidak menebak-nebak apa yang diharapkan dari dirinya oleh guru. Mereka perlu mengetahui unjuk kerja apa yang akan digunakan sebagai indikator penguasaan pengetahuan/- keterampilan.

3.  Mengingat kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari yang merupakan prasyarat
Banyak pengetahuan baru yang merupakan kombinasi dari konsep, prinsip atau informasi yang sebelumnya telah dipelajari, untuk memudahkan mempelajari materi baru.

4.  Menyampaikan materi pembelajaran
Dalam menjelaskan materi pembelajaran, menggunakan contoh, penekanan untuk menunjukkan perbedaan atau bagian yang penting, baik secara verbal maupun menggunakan feature tertentu (warna, huruf miring, garis bawahi, dsb).

5.  Memberikan bimbingan atau pedoman untuk belajar
Bimbingan diberikan melalui pertanyaan-pertanyaan yang membimbing proses/alur pikir peserta didik. Perlu diperhatikan agar bimbingan tidak diberikan secara berlebihan.

6.  Memperoleh unjuk kerja (merespon) peserta didik
Peserta didik diminta untuk menun-jukkan apa yang telah dipelajari, baik untuk meyakinkan guru maupun dirinya sendiri.

7.   Memberikan umpan balik tentang kebenaran pelaksanaan tugas (pengu-atan)
Umpan balik perlu diberikan untuk membantu peserta didik mengetahui tentang sejauh mana kebenaran atau unjuk kerja yang dihasilkannya.

8.   Mengukur/mengevaluasi hasil belajar.
Pengukuran hasil belajar dapat dilakukan melalui tes maupun tugas (misalnya kerja laboratorium). Perlu dipertimbangkan validitas dan reliabilitas tes yang diberikan dan hasil observasi guru.

9.   Memperkuat retensi dan transfer belajar
Retensi dapat ditingkatkan melalui latihan berkali-kali menggunakan prinsip yang dipelajari dalam konteks yang berbeda. Kondisi/situasi pada saat transfer belajar diharapkan terjadi, harus berbeda. Memecahkan masalah dalam suasana di kelas akan sangat berbeda dengan suasana riil yang mengandung resiko.

Implikasi Prinsip Pembelajaran Bagi Pendidik dan Peserta Didik

1.   Perhatian dan Motivasi
Pendidik dituntut dapat memberikan perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah kepada pencapaian tujuan belajar. Adanya tuntutan untuk selalu memberikan perhatian, ini menyebabkan peserta didik harus membangkitkan perhatiannya kepada pesan yang dipelajarinya, demikian pula halnya dengan motivasi.

Implikasi prinsip perhatian bagi pendidik adalah pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran akan terwujud dalam perilaku dengan menggunakan metode bervariasi, media yang relevan, bahasa yang sederhana serta pertanyaan yang sifatnya membimbing. Sedangkan pada motivasi dapat dilihat pada penguasaan bahan ajar, penguasaan kelas, serta kemampuan dalam menciptakan kondisi lingkungan yang menyenangkan. Sedangkan implikasi prinsip motivasi peserta didik adalah menyadari bahwa motivasi belajar yang ada pada dirinya harus dibangkitkan dan dikembangkan secara terus-menerus.

2.   Keaktifan
Peserta didik sebagai subyek sekaligus obyek dalam kegiatan pembelajaran, dituntut untuk aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya, maka peserta didik harus aktif secara fisik, intelektual maupun emosional.

Implikasi prinsip keaktifan bagi peserta didik dapat berwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, membuat kliping, membuat karya tulis dan lain sebagainya. Sedangkan untuk mengaktifkan peserta didik dalam belajar, pendidik dapat melakukan perilaku sebagai berikut, penggunaan multi media dan metode pembelajaran aktif, memberi tugas individu maupun kelompok, menugaskan pembuatan resume terhadap bahan ajar atau hasil bacaan dan lain sebagainya.

3.   Keterlibatan Langsung/ Berpengalaman
Sebagai peserta didik dalam mengikuti pembelajaran harus terlibat langsung. Implikasi prinsip ini dituntut peserta didik untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan di sekolah. Dengan keterlibatan mereka secara langsung dapat memperoleh banyak pengalaman. Bentuk-bentuk perilaku yang merupakan implikasi prinsip keterlibatan langsung peserta didik, misalnya mencari ayat-ayat makiyah dan madaniyah, membuat laporan dari hasil survey dan sebagainya.

Implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi pendidik adalah merancang aktivitas pembelajaran individual dan kelompok kecil, menggunakan media yang langsung dapat dipakai oleh peserta didik, memberi tugas untuk mempraktekkan gerakan psikomotorik yang dicontohkan, melibatkan peserta didik mencari informasi dari sumbernya.

4.   Pengulangan
Pengulangan dalam kegiatan pembelajaran perlu dilakukan, seperti yang dikemukakan Davies bahwa, penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti.

Perilaku pendidik sebagai implikasi dari prinsip pengulangan adalah merancang kegiatan pengulangan misalnya mengerjakan soalsoal latihan, membuat pengulangan yang bervariasi, mengembangkan alat evaluasi untuk kegiatan pengulangan.

Implikasi adanya prinsip pengulangan bagi peserta didik adalah kesadaran mereka untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan secara berulang untuk memecahkan masalah, dengan kesadaran ini diharapkan peserta didik tidak merasa bosan dalam melakukan pengulangan.

5.   Tantangan
Tantangan dalam kegiatan pembelajaran dapat dijumpai oleh peserta didik, jika pendidik memberinya tanggung jawab dan merancangnya dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang dipilih seperti bahan ajar, alat pembelajaran yang dipilih.

Perilaku pendidik sebagai implikasi dari prinsip tantangan di antaranya merancang dan mengolah kegiatan eksperimen, memberi tugas untuk memecahkan masalah yang membutuhkan informasi dari orang lain. Prinsip tantangan dalam belajar sesuai dengan pendapat Davies dalam Dimyati. Apabila peserta didik diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka lebih termotivasi untuk belajar. Ia akan belajar dan mengingat secara baik. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik selalu menghadapi tantangan untuk memperoleh, memproses dan mengolah setiap pesan yang ada dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Adapun bentuk perilaku peserta didik yang merupakan implikasi dari prinsip tantangan di antaranya adalah melakukan eksprimen, melaksanakan tugas mandiri atau berusaha memecahkan masalah dan lain-lain.

6.   Perbedaan Individu
Telah diketahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sebab itu, setiap mereka belajar menurut tempo (kecepatan) nya sendiri dan untuk setiap kelompok umur terdapat variasi kecepatan belajar, dengan adanya kesadaran bahwa di antara mereka terdapat perbedaan akan membantu dalam menentukan cara belajar bagi dirinya.

Adapun implikasi prinsip perbedaan individu bagi pendidik terwujud dalam perilaku di antaranya, memilih metode pembelajaran dengan memperhatikan karakterisik dan perbedaan individu di antara mereka. Merancang pemanfaatan media dengan memperhatikan tipetipe belajar setiap peserta didik. Apabila hal tersebut menjadi perhatian pendidik, maka tujuan pembelajaran dapat terwujud dengan baik.

Implikasi adanya prinsip perbedaan individu bagi peserta didik adalah menentukan tempat duduk di kelas, menyusun jadwal belajar dan lain-lain.
 
 
 
Sumber:

Muis, Andi Abdul. (2013). Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran. Jurnal Istiqra’1(1), 29-38.

Munirah. (2018).  Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran (Perhatian dan Motivasi, Keaktifan, Keterlibatan Langsung, Pengulangan, Tantangan dan Perbedaan Individu). Auladuna:Jurnal Pendidikan Dasar Islam. 5(1), 116-125.

Warsita, Bambang. (2008). Teori Belajar Robert M.Gagne dan implikasinya pada pentingnya pusat sumber belajar. 12(1), 64-78.

Ali, St. Hasniyati Gani. (2013). Prinsip-Prinsip Pembelajaran dan Implikasinya terhadap Pendidik dan Peserta didik. Jurnal Al-Ta’dib. 6(1), 31-42.
 
 
 
 
 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perangkat Keras Jaringan Komputer: Pengertian, Manfaat, Cara Kerja, serta Kelebihan & Kekurangan

1. NIC   NIC merupakan sebuah perngkat keras jaringan, yang secara fisik berbentuk seperti sebuah kartu ekspansi, yang memungkinkan setiap komputer dapat terhubung dengan suatu jaringan dengan menggunakan kabel jaringan. NIC (N etwork Interface Card)  ini juga memiliki beberapa istilah lainnya, seperti Kartu Jaringan ( Network Card) , LAN Card dan juga Ethernet Card. NIC dipasangkan pada sebuah slot yang tedapat di dalam motherboard komputer. Saat ini seluruh jenis motherboard yang ada di dunia sudah mendukung slot untuk ekpansi NIC ini, jadi tidak ada alasan bagi sebuah produsen komputer untuk tidak menanamkan NIC di dalam komputer produksinya. NIC ini menggunakan port yang dikenal sebagai port RJ – 45, yang mana berfungsi sebagai port dalam menghubungkan kabel ataupun antenna wireless di dalam sebuah komputer, agar komputer tersebut bisa terhubung ke dalam jaringan. Manfaat dari sebuah NIC adalah untuk membuat dan membangun jaringan komputer, yang bertujuan untuk saling...

HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

  HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Oleh: Siti Arfah Hamidah NIM: 22836013 Dosen: Bapak Aceng Ahmad Rodian Susila, M.Pd. Sebagai salah satu unsur prndidik, Seorang guru harus memiliki kemampuan untuk memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter peserta didik. Pemahaman terhadap siswa tersebut, akan dimiliki seorang guru jika ia menguasai hakikat dan konsep dasar belajar. Dengan menguasai hakikat dan konsep dasar tentang belajar diharapkan guru mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Karena pembelajarna berfungsi untuk memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya peserta didik. Menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan nasional, pembelajaran diartikan sebagai “ ... proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa untuk memciptakan li...

Menjadi Muslimah Cerdas dan Penuh Karya

            Pada zaman jahiliyah, pendiskriminasian pada kaum perempuan jelas terasa. Mendapatkan anak perempuan adalah sebuah kehinaan hingga mereka tega mengubur hidup-hidup kaum perempuan. Anak perempuan seringkali diidentikkan dengan kata lemah, padahal dzat yang maha kuat hanyalah Alloh semata. Itu berarti kaum laki-laki ataupun perempuan sama-sama lemah dihadapan sang pencipta.             Berbagai stigma di masyarakat yang beranggapan bahwa islam telah mendiskriminasikan perempuan perlu dibenahi. Islam adalah agama yang memuliakan perempuan. Islamlah yang membawa perubahan baik pada masa itu sehingga kaum perempuan dapat dirasakan keberadaannya.             Sayangnya, masih banyak masyarakat yang memandang kaum perempuan sebagai kaum terbelakang dengan ketidakberdayaannya dalam penguasaan laki-laki. Maka hal yan...